Mitos tentang setelah sunat , setelah anak sunat, biasanya akan diadakan sebuah acara khitanan yang lazim diadakan di Indonesia. Anak pun benar-benar akan dijaga, mulai dari gerakan hingga makanan yang dikonsumsinya.
Karena takut penyembuhan luka sunat akan memakan waktu lama, orang tua pun tidak memperbolehkan anak makan yang amis-amis, seperti telur, ikan, atau ayam. Benarkah itu memengaruhi masa penyembuhan luka?
“Telur nanti katanya alergi dan gatal-gatal, ikan bikin gatal, nggak sebenarnya. Karena itu semua protein, protein itu diperlukan untuk penyembuhan luka. Itu mitos,” kata dokter spesialis bedah saraf dari Rumah Sunat dr Mahdian Nur Nasution, SpBS.
Menurutnya, penghambat penyembuhan luka akibat sunat bukan karena makanan, melainkan karena kebersihannya. Perawatan luka yang baik akan membuat luka sembuh dengan cepat. Namun perawatan yang tidak baik justru bisa memicu munculnya infeksi.
“Infeksi jadi kalau perawatannya kotor nggak bersih, itu bisa bikin infeksi, kalau infeksi jadi lama dia (penyembuhannya),” tambah dr Mahdian.
Selain itu, dr Mahdian menegaskan bahwa setelah sunat harus mandi seperti biasa. Dengan kemajuan dunia medis masa kini, sunat biasanya tidak menyebabkan perdarahan yang cukup banyak, berbeda dengan pada zaman dahulu.
“Kalau dulu sunat nggak boleh mandi. Kalau sekarang terbalik, sunat harus mandi,” tutupnya.
Itulah Penjelasan mitos tentang setelah sunat tidak boleh makan yang amis-amis. Terima kasih semoga bermanfaat.
Source: health.detik.com