Open/Close Menu Ramah perilaku kami, Santun budaya kami, Sungguh-sungguh cara kerja kami
Fakta Vape

Fakta vape baru-baru ini, otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) melaporkan ratusan kasus potensial penyakit paru-paru yang berkaitan dengan dengan vape atau rokok elektrik. Satu pasien dinyatakan meninggal dunia dan kemungkinan menjadi kasus pertama kematian akibat vape.

Meskipun masih belum jelas kaitan penyakit paru-paru dan jenis produk vape yang mereka gunakan, tetapi bahan kimia yang ada di dalam vape yang kemungkinan menjadi biang keladinya.

Juga menurut ilmuwan dari University of Athens, penggunaan vape dalam jangka pendek saja bisa menyebabkan kerusakan paru-paru lebih parah. Ini dibuktikan dalam percobaan ada tikus yang diberi zat aditif, yaitu perasa, dan menyebabkan peradangan paru-paru yang mirip atau lebih buruk daripada menggunakan rokok tradisional.

“Efek merugikan yang diamati pada paru-paru pada paparan uap rokok elektrik pada model hewan menyoroti perlunya penyelidikan lebih lanjut tentang keamanan dan toksisitas perangkat yang berkembang pesat di seluruh dunia ini,” ujar peneliti, Dr Constaninos Glynos dikutip dari Daily Mail.

Untuk lebih jelasnya, berikut dilansir dari detikHealth, beberapa fakta dari vape yang wajib diketahui semua orang.

Baca juga: Jangan Minum Teh Setelah Makan Bayam, Ini Penjelasannya!

1. Sama bahaya dengan rokok konvensional

Alih-alih ingin berhenti merokok, kebanyakan orang justru beralih ke vape. Menurut Dr dr Nastiti Kaswandani, SpA(K) vape tidak kurang bahayanya dari rokok biasa. Bahkan tidak ada bukti kuat bahwa rokok elektrik dapat membantu seseorang untuk berhenti merokok.

“Rokok elektrik menghasilkan nikotin standar meski bukan dalam berbentuk asap melaikan dalam bentuk uap. Bahan dari rokok ini sama berbahayanya karena mengandung karsinogen, bersifat oksidasi, dan bisa memicu penyebab kanker,” katanya.

2. Perasa pada vape berbahaya bagi jantung dan paru-paru

Berbagai perasa pada vape disebut-sebut enak, namun dapat mengancam kesehatan jantung. Penelitian yang dilakukan oleh Stanford University’s Cardiovascular Institute ini menyoroti bagaimana zat kimia di dalam uap vape membahayakan jantung.

Vape dengan berbagai perasa yang bahkan di dalamnya tanpa nikotin memicu disfungsi pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Dua perasa yang disebut sangat berbahaya adalah rasa kayu manis dan mentol. Namun secara keseluruhan sel-sel menunjukkan tanda-tanda kerusakan dan peradangan, kurang mampu membentuk pembuluh darah baru, dan kurang baik dalam penyembuhan luka.

3. Ada kandungan berbahaya di vape yang tidak ada di rokok

Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) mengatakan bahwa ada dua kandungan rokok konvensional yang tidak ada di vape, yaitu TAR dan karbon monoksida.

TAR adalah senyawa kimia dan kumpulan bahan kimia yang akan beredar dalam asap hasil pembakaran. Sedangkan karbon monoksida adalah gas yang tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa. Keduanya adalah bahan kimia yang membahayakan kesehatan.

Namun sebaliknya, ada beberapa kandungan vape yang tidak ada di rokok konvensional dan lebih berbahaya bagi kesehatan. “Contohnya formaldehide dan komponen-komponen logam. Di rokok elektrik kan banyak bahan logam kan, dan itu malah bersifat karsinogenik, yang menyebabkan kanker,” ungkap dr Agus.

Kandungan berbahaya di vape terdapat di dalam cairannya yang ikut menguap kemudian terhirup. Kandungan-kandungan yang bersifat karsinogenik tersebut dapat menempel di paru-paru atau organ tubuh lain yang akhirnya bisa menyebabkan kanker.

Baca juga: Faktor Susah Bangun Pagi, Anda Mesti Tahu!

4. Vape dapat merusak otak

Penelitian yang dilakukan oleh University of California menemukan cairan pada vape dapat menyebabkan mitochondrial hyperfusion (SIMH) yang diinduksi stres. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal iScience itu menyatakan bahwa stres dapat menyebabkan kematian sel atau penyakit.

Selain itu, sel-sel yang rusak dapat mempercepat penuaan dan meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif dan kerusakan otak permanen. Kadar nikotin yang tinggi dalam vape mempengaruhi reseptor khusus dalam sel induk saraf. Nikotin menutupi reseptor dan memungkinkan kalsium dan ion lain masuk ke dalam sel, yang dapat menyebabkan kerusakan sel.

5. Sekali isap, rusak jaringan pembuluh darah

Sebuah penelitian baru menunjukkan efek dari penggunaan vape dan keterkaitannya dengan pembuluh darah. Studi tersebut menuliskan terdapat perubahan fungsi kardiovaskular seperti jantung dan pembuluh darah setelah nge-vape meski dalam kasus ini, liquid atau cairan vape tidak mengandung nikotin.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Radiology menyimpulkan meski orang yang menggunakan vape terlihat sehat, saat mereka diperiksa dengan MRI ditemukan perubahan aliran darah dalam arteri femoralis di kaki meski baru sekali digunakan.

Sayangnya, peneliti belum bisa menentukan bahan kimia mana yang bertanggung jawab atas perubahan dan kerusakan tersebut.

Write a comment:

*

Your email address will not be published.

© 2022 - Klinik Pulowatu support by PT. PMI

Telepon Kami       (0274) 896 014